VITAMIN UNTUK TERNAK
Keadaan
lingkungan khususnya di Indonesia
yang di-kenal sebagai negara tropis yang panas dan lembab adalah merupakan
keadaan yang tidak menguntungkan, ter-utama keadaan ini akan menimbulkan
ancaman untuk men-derita stress.
Stress
atau cekaman adalah suatu keadaan tubuh yang mengalami perubahan kondisi
hormonal secara temporer sebagai usaha pertahanan tubuh terhadap pengaruh dari
luar yang mengancam. Keadaan stress yang
disebabkan karena faktor lingkungan terutama adanya suhu yang tinggi sekali
(panas) biasa dikenal dengan “heat stress” yang pada akhirnya atau yang lebih
parah akan menyebabkan dehydrasi (kekurangan cairan) tubuh.
Beberapa
usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut diantaranya usaha
perbaikan kondisi lingkungan (usaha luar) dan usaha perbaikan kondisi tubuh
(usaha dalam). Perbaikan kondisi
lingkungan bisa dilakukan diantaranya dengan mengatur temperatur, sedangkan
perbaikan kondisi tubuh bisa dilakukan dengan perbaikan kualitas pakan (diet)
yang diberikan.
Faktor
pakan yang biasa dikonsumsi dalam keadaan normal mungkin sudah cukup memenuhi
gizinya, tetapi dalam keadaan stress, disini pakan yang dikonsumsi bisa
ditambahkan dengan vitamin, umumnya vitamin C.
Sudah
diketahui umum bahwa vitamin C banyak peran-annya dalam metabolisme zat-zat
makanan dalam tubuh dan yang penting disini vitamin C tersebut dapat
meningkat-kan daya tahan tubuh, sehingga dapat dipakai sebagai zat tambahan
dalam pakan (diet) untuk mengatasi keadaan tubuh yang mengalami stress.
Vitamin
C tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali pada primata, manusia, monyet
dan marmot. Pada unggas meskipun vitamin
ini dapat disintesis dalam tubuhnya, tetapi dalam keadaan stress unggas ini
me-merlukan tambahan vitamin C dalam pakannya.
BERBAGAI MACAM STRESS PADA UNGGAS
Stress
atau cekaman adalah suatu keadaan dimana dalam tubuh ayam terjadi gangguan
hormonal, metabolisme maupun kondisi fisik secara temporer yang disebabkan oleh
pengaruh atau keadaan yang buruk.
Ada dua jenis cekaman,
yaitu cekaman rutin dan cekaman
berat. Terjadinya cekaman rutin banyak
di-sebabkan oleh ventilasi kandang yang kurang baik, kepadatan ayam dalam
kandang yang tinggi sehingga ayam berdesak-desakan , perubahan pakan dan cara
pemberian-nya, perubahan pemberian cahaya dan intensitasnya, serta kekurangan
air minum. Sedangkan cekaman berat
penyebabnya diantaranya yaitu vaksinasi, potong paruh, pndah kandang, penyakit
dan infeksi.
Pada
ayam petelur di Indonesia,
ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yang disesuaikan dengan
pendapat North (1984), yaitu :
1.
Gangguan keadaan iklim
Kondisi yang panas sekali akan menyebabkan
ayam “panting” (terengah-engah), banyak minum, kurang makan dan produksi turun
serta telur yang dihasil-kan kecil-kecil (Stadelman dan Cotteril, 1977),
sedangkan kondisi yang dingin dan lembab menyebab-kan ayam mudah atau sering
terserang snot.
2.
Gangguan fisik karena kebisingan
Pada ayam petelur tipe ringan (Leghorn), mempunyai sifat
mudah terkejut (“nervous”), sehingga sering atau mudah terkena stress karena
keadaan sekitar atau lingkungan yang bising.
3.
Sistem perkandangan yang tidak memenuhi syarat
Biasanya kondisi kandang di Indonesia
menggunakan sistem kandang terbuka
“open side wall house”, sehingga sulit melakukan kontrol akibat pengaruh
lingkungan yang bervariasi.
4. Pemberian pakan dan air minum yang tidak
tepat waktu dan jumlahnya
Usahakan pemberian pakan tiga kali sehari
dengan jumlah yang cukup dan air minum jangan sampai kosong pada
tempatnya. Pemberian pakan dan minum ini
harus dikontrol sesering mungkin untuk meng-hindari ayam terkena stress.
5. Kandungan gizi dalam pakan yang tidak
sempurna sehingga menyebabkan defisiensi gizi, tenaga untuk hidup berkurang dan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit yang dapat merugikan.
6. Tidak teraturnya program vaksinasi yang
dilakukan, sehingga biasanya ayam akan menderita stress se-telah kegiatan
vaksinasi ini.
7.
Setelah pemotongan paruh
8. Setelah
pemberian obat-obatan
9.
Gangguan parasit, predator dan lain-lain
10. Guncangan karena transportasi
atau pemindahan kandang pada fase-fase pemeliharaan
11. Gangguan sumber pemanas atau penerangan
Bagi peternak yang menggantungkan sumber pemanas dari PLN seringkali menderita kerugian
besar karena lampu sering mati tiba-tiba yang dapat menyebabkan ayam “molting”
mendadak.
Bila
keadaan yang mencekam ini berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama, maka
akan terjadi pengaruh yang lebih buruk yaitu dehydrasi (berkurangnya cairan
tubuh), pertumbuhan terganggu, konversi pakan menurun, produksi telur turun,
kualitas telur turun, fertilitas dan daya tetas menurun, kemampuan seksual dan
mutu hormon menurun, kebutuhan akan vitamin serta elektrolit dan protein
meningkat, daya tahan tubuh rendah, mudah terserang penyakit dan fatal
akibatnya yaitu ternak akan mati.
Pada
umumnya peternak kurang menyadari akibat negatif dari pengaruh cekaman ini,
sehingga sering mengadakan tindakan yang tidak tepat.
Dari
segi teknis dan ilmiah ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah
atau menghindari atau menekan terjadinya stress ini, diantaranya yaitu :
1.
Usaha yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi
lingkungan.
2.
Usaha yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi
ternak.
Usaha
yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang sering dilakukan yaitu
dengan memper-baiki sistem manajemen, perkandangan, perlakuan vaksinasi, dan lain-lain. Sedangkan usaha yang ber-tujuan untuk memperbaiki
kondisi ayam, diantaranya dengan pemberian pakan yang ditambahkan dengan anti
stress. Anti stress ini bukan merupakan
zat gizi atau obat, melainkan suatu zat atau bahan pakan yang khusus disusun
untuk menanggulangi ayam yang terkena stress.
Umumnya anti stress ini berupa campuran
multivitamin dan antibiotika. Namun
pemberian anti stress yang mengandung antibiotika ini jarang digunakan karena
mem-punyai efek residu, bahaya bila pemberiannya tidak sesuai dosis, serta
harganya mahal. Jadi yang paling efektif
diberikan sebagai anti stress yaitu vitamin, disamping pengaruhnya yang tidak
banyak berbeda dengan antibiotika, dari segi ekonomis harganya murah dan banyak
terdapat di sekitar kita.
Vitamin
secara umum sering didefinisikan sebagai suatu senyawa organik yang essensial
untuk mempertahan-kan kehidupan dan pertumbuhan yang normal pada ternak, yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil atau sedikit (Morrison, 1961 dan Mc Donald et
al., 1972).
Vitamin
yang kita kenal ada dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam lemak K dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin
yang larut dalam lemak antara lain vitamin A, D, E dan K, sedangkan vitamin
yang larut dalam air antara lain vitamin B, C dan derivat-derivatnya. Semua vitamin tersebut berkhasiat untuk
tubuh ayam dan masing-masing ada dosis kebutuhan, akibat kekurangan dan
kelebihannya. Disini akan di-bahas salah
satu vitamin yang larut dalam air yang mempunyai khasiat diantaranya dapat
meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh
ayam.
VITAMIN C
Vitamin
C yang ada di pasaran sering disebut sebagai asam ascorbat, L-ascorbat acid,
Hexuronic acid, Anti scorbutic vitamin, Cevitamic acid (Scott et al., 1976),
juga sering disebut sebagai anti scorbic factor (Ewing,
1963).





































CH2OH
CH2OH
C6H8O6 C6H6O6
(CHO)6
L-asam ascorbat L-dehydroascorbic
(bentuk tereduksi) acid
Menurut
Morrison (1961) dan Mc Donald et al. (1972), vitamin C ini berbentuk kristal,
tidak berwarna (bening), larut dalam air, mengandung asam dan mem-punyai daya
reduksi yang besar, stabil pada larutan asam, larut dengan segera dalam larutan
alkali dan mudah rusak apabila kena cahaya (panas), serta tahan terhadap
pembekuan. Vitamin C ini mudah
dioksidasi menjadi bentuk dehydro.
Asam
ascorbat ini dapat disintesis pada tubuh ternak, pada ayam memungkinkan
sintesis vitamin C ini karena mempunyai ketiga enzim yang diperlukan yaitu
enzim NADPH, L-gulonolakton oxidase, D-glukuronolakton reduktase yang semuanya
terdapat di dalam ginjal ayam. Dalam
keadaan tercekam (stress) ayam tidak dapat men-sintesis asam ascorbat dalam
jumlah cukup, sehingga perlu ditambahkan dalam pakannya.
Banyak
peranan vitamin C yang telah terbukti, be-berapa dilaporkan Harper et al.
(1984) bahwa vitamin C ini untuk mempertahankan zat-zat interseluler normal
tulang rawan, dentin dan tulang. Juga
berperan sebagai katalisator pada berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Benerjee (1978) mengemukakan peranan biokimia
dalam tubuh dari vitamin C ini, yaitu :
1. Sebagai zat esensial untuk pembentukan
kolagen dalam tulang.
2. Membantu merubah asam folic menjadi bentuk
aktifnya yaitu asam tetra hydrofolic.
3. Ikut berperan dalam metabolisme asam amino
yaitu dalam hydroxilase prolin, lysine dan anilin yang berperan untuk
terciptanya fungsi fisiologis yang baik bagi ternak.
4. Membantu penyerapan zat besi, sehingga dapat
men-cegah terjadinya anemia.
Peranan
lain dari vitamin C ini yaitu sebagai antioksidan. Untuk mencegah proses oksidasi pada
buah-buahan atau sayuran yang dikemas dalam kaleng supaya tidak berubah warna
(biasanya menjadi kehitam-hitaman), maka ditambahkan vitamin C. Vitamin C dalam tubuh banyak terdapat atau
tersimpan dalam jaringan-jaringan, hipofisis, korteks adrenal, korpus luteum dan
thymus. Dalam jumlah sedikit terdapat
pada organ ginjal, jantung dan paru-paru.
Otot tidak banyak mengandung vitamin C.
Kelenjar air liur dan dinding usus pada umumnya mengandung vitamin C
dalam konsentrasi yang tinggi pula (Rosenberg,
1945). Vitamin C ini dalam tubuh diserap
atau diabsorbsi dalam usus, oleh karena
itu kekurangan zat makanan ini diakibatkan oleh konsumsi makanan yang tidak
cukup. Kandungan vitamin C pada jaringan
binatang dan jaringan tumbuh-tumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan
vitamin yang larut dalam air lainnya.
Vitamin
C mempunyai peranan dalam proses meta-bolisme tubuh. Beberapa fungsi fisiologis dari vitamin C
diantaranya :
1.
Untuk pembentukan substansi cairan intraseluler
pada jaringan skelet dan memelihara fungsi normal
jaringan.
2.
Perangsang pada mekanisme pertahanan tubuh.
3.
Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan
membantu perbaikan kualitas kerabang telur.
Sifat
vitamin C yang lain, yaitu merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling
kurang stabil, paling mudah rusak oleh pemanasan dengan adanya sedikit logam
seperti tembaga (Cu), tahan pembekuan.
Tidak
dikenal efek toksik dari vitamin C ini, tapi pada pemberian yang terlalu banyak
akan menyebabkan tidak efektif lagi dan mempunyai beberapa efek samping-an,
diantaranya :
1.
Pada anak-anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan
unsur tembaga (Cu), tambahan vitamin C akan me-
nyebabkan kematian.
2.
Bila diberikan dalam jumlah berlebihan pada ayam
petelur yang sedang berproduksi dapat menyebabkan
penurunan produksi telur dan bobot badan akhir.
3.
Gangguan pencernaan, sehingga ternak akan meng-
alami diare (mencret).
Harper
et al. (1984) menyatakan bahwa, sumber vitamin C yang baik adalah buah sitrun,
arbei, semangka, tomat, cabai hijau, kol merah dan sayur-sayuran yang berdaun
hijau, khususnya selada hijau, juga kentang segar yang tiap gramnya mengandung
sedikit vitamin C, tapi bila konsumsi dalam jumlah banyak akan merupakan sumber
yang cukup baik. Pada waktu memotong dan
mencuci sayuran, banyak vitamin C yang hilang, karena sifat vitamin ini yang
larut dalam air. Selain sumber tersebut
di atas, rumput-rumputan hijau juga merupakan sumber vitamin C (Morrison,
1961). Susu juga merupakan sumber
vitamin C, tapi sering hilang pada waktu proses pasteurisasi (Maynard dan
Loosli, 1951).
PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI ANTI STRESS PADA
AYAM
Dalam
kedaan normal tubuh dapat mensintesis vitamin C, tetapi dalam keadaan stress
level asam ascorbat dalam adrenal ayam menurun, sehingga perlu di-tambahkan vitamin
C dalam pakannya.
Umur
ternak cenderung berpengaruh pada kandungan asam ascorbat pada jaringan
tubuh. Semakin tua umur ternak,
kandungan asam ascorbat pada organ-organ seperti otak, kelenjar adrenal,
pankreas, hati, ginjal, jantung dan testes cenderung menurun.
Shul’ga
(1980) melaporkan hasil penelitiannya bahwa dengan pemberian 50 mg vitamin C
per kg pakan yang diberikan selama 10 hari akan menambah imunitas pada ayam
setelah vaksinasi, resistensi terhadap infeksi, produksi telur dan daya tahan tubuh
dapat dipertahankan guna kelangsungan hidup pada temperatur tinggi. Stress karena temperatur yang tinggi ini akan
merangsang kelenjar endokrin yang diatur oleh hipopise akan meningkatkan
produksi ACTH dalam aliran darah, sehingga akan menyebabkan peningkatan
aktivitas korteks adrenal untuk mengeluarkan hormon terutama gluko-korticoid
yang berperan dalam metabolisme vitamin C.
Jadi vitamin C yang banyak dikandung oleh korteks adrenal akan cepat
turun jumlahnya bila kelenjar ini dirangsang oleh ACTH karena adanya
stress. Pengaruh penambahan vitamin C
ini dalam ransum ayam mampu menghilangkan pengaruh toksik dari kelebihan
konsumsi mineral Selenium, Kobalt, Vanadium dan Kadmium.
NRC
(1984) merekomendasikan bahwa penambahan vitamin C dalam pakan ayam adalah
perlu bila ayam men-derita stress atau menginginkan produksi yang optimal. Pada kondisi ayam menderita stress karena
suhu lingkungan yang tinggi kebutuhan akan vitamin C di-perlukan untuk memenuhi
mekanisme pengaturan homeo-statis yang meningkat. Selain itu penambahan vitamin C sebanyak 0,5
- 1,0 gram/kg ransum mampu merangsang terjadinya phagocytosis dan pembentukan
antibodi, sehingga dapat meningkatkan resistensi ayam terhadap berbagai infeksi
bibit penyakit atau respon kekebalan meningkat (Achmadi, 1988). Dijelaskan juga bahwa pe-nambahan vitamin C
tersebut dapat atau mampu meningkat-kan produksi telur sebesar 11 - 13 % dan
meningkatkan kualitas telur.
Tabel
berikut menunjukkan penambahan vitamin C untuk ayam sesuai dengan masa atau
periodenya yang disarikan dari majalah Ayam dan Telur, edisi Nopember, nomor 11
tahu ke XV, 1984. Data tersebut
berdasarkan kebutuhan vitamin C pada kondisi tidak normal, dimana adanya stress
pada saat produksi tinggi.
Tabel 4.1.
Pemberian Vitamin C pada Ayam Saat
Mengalami Stress
Unggas
|
mg vit.C/kg ransum
|
Petelur dan Pedaging
|
|
Starter
|
150
|
Grower
|
60
|
Petelur komersial
|
200
|
Petelur pembibit
|
200
|
Sumber
: Ilyas, 1987.
Ilyas
(1987), menyarankan untuk menambahkan vitamin C dalam ransum sebesar 20 - 150
ppm tergantung dari keadaan stressnya.
Pemberian
vitamin C pada pakan ayam biasanya di-berikan dalam bentuk anti stress yang
dicampur dalam ransum. Jadi tidak
diberikan dalam bentuk vitamin C murni.
Tabel berikut menunjukkan kandungan vitamin C yang terdapat dalam
beberapa anti stress.
Tabel 4.2. Kandungan Vitamin C dalam Beberapa
Anti Stress
Anti Stress (per 100 gr)
|
Vitamin C (mg)
|
Nopstress
|
6.000
|
New
Gallivet
|
3.000
|
Afsillin Feed
|
1.500
|
Rhodegg
|
2.000 + antibiotika
|
Sumber : Ilyas, (1987).
Selanjutnya
penelitian yang dilakukan Ichsan (1991) mendapatkan hasil sebagai berikut
: pada ayam tipe pedaging (“broiler”),
yang mengalami cekaman atau stress yang diakibatkan oleh suhu lingkungan yang
tinggi (330C) akan menyebabkan terjadinya penurunan produksi yang
sangat tajam, ditandai dengan menurunnya kecepatan pertumbuhan dan konsumsi
pakan serta angka kematian yang meningkat.
Pemberian vitamin C dengan dosis 500 - 1.500 ppm, pada kondisi ini
ternyata dapat meningkatkan daya tahan tubuh dibandingan dengan yang tidak
diberi vitamin C dalam pakannya.
Peningkatan
daya tahan tubuh ini sebagai akibat dari perbaikan respon fisiologi, yaitu
seperti me-ningkatnya kadar tiroksin plasma darah sampai taraf 500 ppm,
meningkatnya kadar hormon kortisol pada umur 7 minggu yang ditunjang dengan
meningkatnya kadar vitamin C dalam kelenjar adrenal, menurunnya kadar
kholesterol kelenjar adrenal dan menghambat hipertrofi kelenjar adrenal serta
meningkatkan bobot bursa fabrisius.
Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kondisi tercekam karena
suhu lingkungan yang tinggi, pemberian vitamin C 500 ppm sudah cukup baik untuk
meningkatkan daya tahan tubuh “broiler” ter-hadap cekaman panas dan mengurangi
penurunan kecepatan pertumbuhan yang sangat drastis.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Suhu lingkungan yang tinggi sekali dapat
menimbul-
kan
“Heat stress” pada ternak ayam.
2. “Heat stress” sering mengakibatkan kerugian
pada
usaha pengelolaan peternakan ayam
3. Penanggulangan keadaan stress akibat suhu
lingkung-
an pada ternak ayam dapat dilakukan dengan
dua cara
yaitu usaha perbaikan kondisi lingkungan
peternakan
dan usaha perbaikan kualitas pakan yang
diberikan.
4. Usaha perbaikan kualitas pakan dengan
memberikan
vitamin C cukup efektif, selain harganya
murah,
mudah didapat juga tidak banyak efek
sampingannya.
5. Vitamin C yang diberikan dalam pakan ayam
tidak
dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk anti
stress
seperti Nopstress, New Gallivet, Afsilin
Feed
Fortifier dan Rhodegg.
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmadi, J.
1988. Vitamin C dalam ransum
peranan-
nya mengatasi stress pada Ayam. Dalam Majalah
Ayam dan Telur, No. 30, Tahun
XIX, 34-35.
2. Benerjee, G. C. 1978. Animal nutrition. Oxford
&
IBH Publishing Company : Calcuta, Bombay,
New
Delhi.
3. Ewing, R.
W. 1963.
Poultry nutrition. 5th. Ed.
The Ray Ewing Company Publisher : Pasadena,
California.
4. Harper, H. A., V. W. Rodwell, P. A.
Mayes. 1984.
Biokimia,
diterjemahkan oleh Martin Muliawan.
PT. Erlangga : Jakarta.
5. Ichsan, M.
1991. Respon broiler terhadap
suplementasi
vitamin C. Institut Pertanian
Bogor. Disertasi yang tidak dipublikasikan.
6. Ilyas, N. N.
1987. Vitamin C diperlukan untuk
ayam.
Dalam Majalah Ayam dan
Telur, No.18
Tahun XVIII, 27-28.
7. Maynard, L. A. and J. K. Loosli. 1951. Animal
nutrition. 3rd Ed. Mc Graw-Hill Book Company
Inc. : New York.
8. Mc. Donald, P., R. A. Erwards and J. F. D.
Geenhalg
1972.
Animal nutrition. 2nd Ed.
Longman :
London.
9. Moriison, F. B. 1961. Feeds and feeding. 9th Ed.
The Morrison Publishing Company : Clinton,
Iowa.
10. National
Research Council. 1984. Nutrient
requirements
of poultry. National Academy
of
Sciences : Washington
DC., USA.
11. North, M.O. 1984. Commercial chicken production
mannual. 3rd Ed.
The AVI Publishing Company
Inc. : Westport, Connecticut.
12. Rossenberg, H.
R. 1945.
Chemistry and physiology
at
the vitamins. Interscience Publisher
Inc.
New York.
13. Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J.
Young. 1976
Vitamins
and hormones. Scott & Associates
Ithaca
: New York.
14. Shul’ga, V. N. 1980. Stress action of ascorbic
acid
in hen. Veterinariya No. 1 : Moscow.
15. Stadekman, W. Y. and D. Y. Cotterill. 1977. Egg
Science
and Technology. 2nd Ed. The AVI
Publishing Company Inc. : Westport,