Cari Blog Ini

Kamis, 09 Desember 2010

Peternakan Plasma Ayam Broiler

                      
Apakah Perternakan Plasma itu  dan Untung - Ruginya ????


                  
                    Makin ketatnya kompetisi dalam bidang budidaya peternakan ayam ras (pedaging) ditandai dengan banyaknya bermunculan inti-inti baru diluar inti yang berasal dari pabrik dengan menawarkan berbagai macam kontrak harga dengan berbagai aneka merk sapronak. Hal ini membuat peternak plasma semakin mudah dalam memilih dan menentukan inti mana yang memberikan kontrak paling tinggi dan sapronak paling baik. Fakta ini mulai menepis pemberitaan bahwa peternak plasma merupakan pihak yang selalu di rugikan oleh pihak inti. Pihak plasma yang dulu menjadi korban dari kontrak yang rendah sampai sapronak yang jelek sehingga dalam setiap memelihara ayam peternak selalu mendapatkan hasil yang kecil kini mulai dapat dihindari.

                  Keberhasilan dalam produksi perunggasan faktor penentunya sangatlah banyak. Sudah jelas bahwa faktor manajemen pakan, manajemen kesehatan dan manajemen pemeliharaan paling menentukan berhasil-tidaknya usaha ini. Akan tetapi sebaik apa pun manajemen tersebut, bila tidak didukung kejujuran inti-plasma dalam dalam membuat data yang akurat tentunya akan membawa dampak yang akan mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu usaha. Dalam usaha peternakan unggas komponen recording yang harusnya mendapat perhatian diantaranya :






1.Populasi : mengetahui jumlah total individu ternak yang dipelihara sangatlah penting. Pada praktiknya jumlah populasi akan berimbas pada saat panen. Setiap kali DOC datang peternak harus harus menghitung dan menimbang bobot DOC supaya tidak tertipu ayam kurus ataupun kurang jumlahnya.



2.Deplesi (penyusutan) : Jumlah individu yang mati, afkir atau hilang harus selalu dicatat, karena setiap ada penyusutan dalam jumlah tertentu maka peternak akan mengubah program pemberian pakan yang disesuaikan dengan jumlah populasi yang terakhir.



3.Berat Badan : Data berat badan penting untuk ditampilkan mengingat secara kontinyu berpengaruh terhadap performans ayam, kualitas dan kebutuhan pakan.




4.Stok Pakan : Stok pakan yang digunakan oleh peternak untuk menunjang produksi. Kontrol stok pakan yang ketat akan meminimalkan “kebocoran” karena penyelewengan stok oleh peternak dapat merugikan inti.
Contoh kasus inti yang tidak jujur dan profesonal :
  1. pengiriman DOC, Pakan, Obat dan Panen (ekor/jumlah/merk/harga) tidak sesuai dengan kontrak yang ditawarkan meskipun selisih berapa rupiah-pun jika dikalikan populasi dan kilogramnya akan membuat peternak rugi puluhan juta, 
  2. pengontrolan dari PPL dan cek kesehatan dari dokter hewan jika tidak dilakukan juga akan merugian peternak jika sampai kondisi ayam sakit maka nilai kontrak dagingnya juga akan dihitung rendah.
Contoh kasus peternak yang tidak jujur dan profesional :
  1. menambah ayam/pakan saat panen saat harga pasar lebih rendah dari harga kontrak,
  2. mengurangi ayam/pakan saat performen jelek dan jika rugi di kontrak peternak tidak mengganti, dalam kondisi ini pihak inti rugi 2 kali, yaitu rugi karena harga pasar dan rugi karena peternak “curang”.
Ibarat pepatah ”sepandai-pandainya menyimpan bangkai akan tercium pula baunya” dalam hal ini baik inti-plasma yang melakukan kecurangan akan bisa diketahui karena dalam pemeliharaan unggas sudah ada recording dan standart yang jelas, seperti contoh ayam bobot sekian, umur sekian, menghabiskan pakan sekian.

Mewujudkan kemitraan yang sehat, Inti-Plasma harus menerapkan prinsip SUB (strategi usaha bisnis) dan SP (strategi perusahaan) secara jujur dan profesonal. SUB menitik beratkan pada sistem, teknologi budidaya, dan manajemen yang baik sehingga diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan prinsip SP adalah keharmonisan hubungan horisontal antara inti atau plasma supaya kegiatan usaha tetap berjalan.


Dari data/kasus diatas, perlulah mendapat perhatian oleh inti-plasma untuk menjadikan data tersebut ke dalam sebuah recording yang terintegrasi. Recording yang akurat akan mempermudah inti maupun peternak melakukan evaluasi, mengontrol dan memperdiksi tingkat keberhasilan usaha. Semoga pengalaman ini menjadi bahan pelajaran berharga kita semua baik inti maupun plasma, sekiranya kita dapat menjadi inti atau plasma yang jujur dan professional, insyaAllah rejeki juga akan mengalir sesuai dengan jerih payah dan kerja keras kita.

Program pemeliharaan ayam broiler sejak pemasukan ayam (chick in) hingga pemanenan telah diatur oleh peternak inti, sehingga peternak plasma tinggal menjalankan program pemeliharaan yang telah diperintahkan. Magang hari pertama kami beserta pemilik kandang melakukan pemasukan DOC kedalam kandang. Setelah hari sebelumnya dilakukan desinfektanisasi pada kandang dan peralatan.
Sesuai dengan perjanjian antara peternak inti dengan peternak plasma, segala hal yang telah berhubungan dengan pemeliharaan ayam broiler seperti penyediaan DOC, pakan, vaksin, vitamin tambahan dan sebagainya harus dibeli melalui peternak inti.

Hari ke tiga, Setelah DOC berada di kandang maka akan dilakukan vaksinasi ND sesuai dengan petunjuk yang telah diatur oleh peternak inti. Vaksin diambil langsung dari kantor peternakan inti yang juga merupakan kantor PS (Poultry Shop). Sebelum melakukan vaksinasi, vaksin diencerkan dengan bahan pengencer yang berwarna biru.

Pemberian pakan dilakukan sehari tiga kali dan pemberian minum diberi tambahan berupa vitamin dan mineral. Pemanas kandang dengan memanfaatkan batu bara atau briket yang dibeli secara borongan dipasar dan menggunakan sekam yang fungsinya sekaligus menjaga kelembaban dalam kandang dan membunuh virus dan bakteri yang terbang bebas di udara dalam kandang.

                 Keuntungan menjadi peternak plasma adalah keuntungan bisa diperkirakan, tidak memikirkan perubahan harga ternak ayam broiler dipasaran karena harga jual ayam telah ditetapkan melalui perjanjian yang disetujui oleh peternak plasma dan peternak inti, tidak memikirkan pemasaran karena ayam yang siap panen akan dibeli oleh peternak inti, dan segala masalah yang terjadi saat pemeliharaan dibantu penyelesaiannya oleh TS (Technical Service) Poultry Shop. Kelemahan menjadi peternak plasma tidak bisa mendapatkan untung lebih banyak, tidak dapat mejual ternak dengan harga lebih tinggi, terikat kontrak dengan peternak inti.

                Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, bisnis peternakan ayam broiler ini memberikan manfaat bagi masyarakat kecil yang ingin berwirausaha. Usaha ini bisa mengurangi jumlah pengangguran di daerah dan membuka lapangan usaha baru.

Rabu, 08 Desember 2010

Visi dan Misi Manunggal Berkah Jaya Group

Visi adalah :
Menjadi Perusahaan yg bisa membantu meningkatkan taraf hidup warga sekitar& memenuhi kebutuhan masyarakat.

Misi adalah:
1.Manunggal Berkah Jaya  Group mengutamakan perlindungan dasar kwalitas produk yang Excelent ,dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat sehingga kepuasaan masyarakat terpenuhi.

2.Manunggal Berkah Jaya  Group mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan.

3.Manunggal Berkah Jaya Group peduli Lingkungan dan keselamatan, dgn memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingk dgn memperhatikan keselamatan bagi karyawan,tamu dan masyarakat yang ada disekitar perusahaan berada.

Selasa, 07 Desember 2010

Persiapan Awal adalah Saat yang menentukan bagi Perkembangan Ayam

Saat Masa Awal Menjadi Penentu



Setiap makhluk hidup akan mengalami beberapa fase kehidupan. Mulai dari anak, dewasa dan akhirnya mati. Ayam juga mempunyai pola kehidupan yang sama. Saat ayam keluar dari cangkang telur, ayam memasuki fase starter. Pada fase ini kondisi tubuh ayam masih lemah dengan organ tubuh yang belum berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal.
Anak ayam secara alami akan dilindungi dan dibimbing oleh induknya. Anak ayam akan belajar bagaimana cara makan, minum dan mencari makanan dari induknya. Selain itu, induk ayam juga berperan melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk (panas, dingin, angin) dan serangan hewan predator (tikus maupun kucing). Dengan adanya induk ayam, anak ayam dapat tumbuh dengan baik. Tetapi akan sangat berbeda sekali dengan ayam yang tidak mempunyai induk.
Ayam komersial, baik broiler maupun layer yang telah menetas tidak mempunyai induk ayam sehingga memerlukan induk pengganti. Dengan teknologi, manusia berusaha menciptakan suatu sistem induk buatan yang dapat berfungsi seperti induk ayam aslinya. Sistem induk buatan inilah yang sering kita kenal dengan istilah brooding.

Brooding, Pentingkah ?


Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan. Brooding menjadi alternatif bagi peternak komersiil dalam menangani dan memelihara anak ayam supaya memperoleh perlindungan dan dapat tercukupi kebutuhannya, baik ransum dan air minum.


Masa brooding, mungkin ada sebagian kita yang menganggap masa ini merupakan masa yang sangat penting, namun bukan hal yang tidak mungkin ada pula yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja. Jawaban yang tepat mengenai penting tidaknya masa ini akan kita temukan setelah kita mengetahui secara jelas dan terperinci mengenai proses yang terjadi dalam tubuh anak ayam selama masa brooding.
Masa brooding merupakan bagian dari fase starter, masa permulaan bagi perkembangan dan pertumbuhan ayam. Ayam pada masa ini akan mengalami pertumbuhan dengan sangat pesat dan mencakup semua organ yang berperan bagi kehidupan dan produktivitas ayam.
Sel-sel yang menyusun organ vital dalam tubuh ayam sebagian besar akan tumbuh secara hyperplasia. Sel-sel tubuh akan bertambah jumlahnya dengan cara melakukan pembelahan sel. Apabila pertumbuhan pada fase ini terganggu maka dapat dipastikan sel-sel yang akan dihasilkan pun berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan selanjutnya, yang berupa pertumbuhan hypertropia, dimana sel akan memperbesar ukurannya atau pendewasaan sel. Menjadi suatu pemisalan adalah pada tahap awal pertumbuhan sel seharusnya 1 sel bisa berkembang menjadi 8 sel, karena ada gangguan maka 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Perbedaan ini akan mengakibatkan pada fase pertumbuhan hypertropia, jumlah sel yang lebih sedikit akan menghasilkan organ yang lebih kecil dengan fungsi yang kurang optimal.
Organ apa saja yang berkembang pada fase starter ? Hampir semua organ vital dalam tubuh ayam mengalami perkembangan pada fase ini. Mulai dari organ pencernaan, organ pernapasan, sistem kekebalan tubuh, kerangka tubuh ayam (tulang) dan juga yang tidak kalah penting adalah organ reproduksi. Pada ayam broiler, organ pencernaan akan berkembang pesat pada umur 2-14 hari dan enzim-enzim pencernaan mulai disekresikan dan berfungsi secara optimal pada umur 4-21 hari. Organ pernapasan berkembang pesat pada umur 4-14 hari, sedangkan sistem kekebalan tubuh berfungsi optimal pada umur 7 hari.
Pertumbuhan sel-sel dalam tubuh akan tercermin pada pertumbuhan berat badan. Pada masa awal, pertumbuhan ayam berlangsung sangat cepat dengan feed conversion ratio (FCR) yang sangat rendah. Hampir semua ransum yang terkonsumsi dialokasikan untuk pertumbuhan. Hal ini terlihat dari tingkat FCR yang mencapai 1,03-1,2 dengan pertumbuhan berat badan pada akhir minggu pertama mencapai 4 kali (broiler) dan 2 kali (layer) dari berat badan awal (saat DOC). Sebuah proses pertumbuhan yang tidak dapat tercapai pada fase selanjutnya.
Serangkaian proses yang terjadi dalam tubuh ayam selama fase starter begitu penting, sehingga perhatian dan penanganan secara intensif selayaknya diterapkan pada fase ini. Kegagalan pada fase ini akan mempersulit pencapaian produktivitas yang optimal pada fase berikutnya.

Ada Apa dengan Brooding ?

Kandang brooder yang baik tidaklah harus mahal, tetapi dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain brooder (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter dan pencahayaan.
·         Brooder
Ayam termasuk hewan homeothermik yang harus mempertahankan suhu tubuhnya tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Perbedaan suhu tubuh ayam dengan lingkungan akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh ayam.
Anak ayam belum mempunyai bulu yang sempurna sehingga mudah terpengaruh dengan suhu lingkungan. Selain itu, sistem pengaturan panas dalam tubuhnya belum berfungsi secara optimal. Secara alami anak ayam akan masuk menyusup ke dalam sela-sela sayap induk untuk memperoleh kehangatan. Berbeda dengan anak ayam yang diternakkan secara komersiil, ayam memperoleh suhu yang nyaman dari brooder (pemanas).
Brooder yang baik sebaiknya mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. Indukan Gas Medion (IGM) merupakan contoh brooder yang baik karena selain memenuhi persyaratan tersebut, IGM juga lebih efisien, tidak mengeluarkan suara berisik, awet dan mempunyai garansi servis seumur hidup.


IGM memberikan kehangatan sesuai kebutuhan anak ayam

·         Chick guard
Chick guard atau sekat berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin, hewan liar dan membantu agar panas tetap terfokus. Chick guard biasanya terbuat dari seng dengan ketinggian 50-60 cm. Chick guard dibentuk lingkaran atau ellips untuk menghindari penumpukan ayam pada sudut kandang karena secara alamiah ayam senang berada di sudut kandang. Kandang brooder dengan diameter 4,5 m mampu menampung 750-1.000 ekor.



Chick guard berbentuk ellips untuk meminimalkan penumpukan anak ayam di sudut kandang



·         Tempat ransum dan minum

Tempat ransum dan minum ayam harus disediakan sesuai dengan jumlah anak ayam. Selain itu, distribusi tempat ransum sebaiknya merata sehingga minimal 2/3 dari ayam dapat makan dalam waktu bersamaan.


Nampan dan tempat ransum DOC spesial untuk DOC

Tempat ransum yang digunakan biasanya dari potongan boks DOC yang di potong dengan ketinggian 4 cm. Meskipun dapat dikatakan sebagai sebuah efisiensi tetapi penggunaan boks DOC dapat menjadi pemicu serangan penyakit yang terbawa dari perusahaan pembibitan (Breeder), seperti colibacillosis dan pullorum. Selain itu, boks DOC lebih mudah lembab apabila terkena feses ayam. Tempat ransum dan minum yang digunakan sebaiknya di design khusus untuk anak ayam. Nampan Ransum DOC atau Tempat Ransum DOC menjadi pilihan yang tepat untuk menampung ransum dan air minum bagi ayam.
·         Litter
Alas kandang atau litter berfungsi menampung dan menyerap air dari feses sehingga feses cepat kering. Selain itu, juga meminimalkan terjadinya lepuh dada dan menjaga kehangatan kandang brooder.
Bahan litter sebaiknya mempunyai daya serap air yang baik. Contohnya sekam padi, serbuk gergaji, serutan kayu, jerami dll. Bahan litter yang digunakan sebaiknya tidak berjamur, dan tidak berdebu.
Sebelum digunakan, lakukan desinfeksi bahan litter dengan menggunakan Antisep, Neo Antisep, Formades, Sporades untuk meminimalkan kemungkinan penularan penyakit. Litter ditabur secara merata ke seluruh kandang dengan ketebalan 5-8 cm. Lakukan pembalikan litter setiap 3-4 hari sampai umur 14 hari dan setelah itu lakukan penambahan litter baru untuk mengurangi timbulnya amonia. Jangan membalik litter yang sudah menggumpal karena akan memicu naiknya kadar amonia dalam kandang.

·         Pencahayaan
Pencahayaan merupakan penstimulasi yang kuat untuk meningkatkan produktivitas ayam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu mengkonsumsi ransum. Selain itu, cahaya merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam.
Kebutuhan pencahayaan pada fase ini adalah 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Pencahayaan pertama kali diberikan selama 24 jam kemudian dikurangi secara bertahap sejalan dengan bertambahnya umur ayam.



Anak ayam akan mencapai pertumbuhan yang optimal apabila keadaan brooding mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi ayam. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai kondisi tersebut adalah :
·         Suhu dan kelembaban
Suhu dan kelembaban pada masa brooding harus selalu diperhatikan. Kelengahan kita yang menyebabkan penurunan maupun peningkatan suhu brooding dapat menyebabkan ayam stres, hambatan pertumbuhan bahkan kematian.
Kontrol suhu brooding sebaiknya dilakukan secara periodik dan sesering mungkin. Pengontrolan suhu dapat dilakukan sekalian dengan pemberian ransum.
Pengukuran suhu brooding dapat dilakukan dengan menggunakan termometer yang diletakkan di dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm dari litter. Selain menggunakan termometer, keadaan suhu kandang digambarkan dengan aktivitas dan penyebaran anak ayam. Suhu yang ideal akan menyebabkan anak ayam beraktivitas secara normal dan ayam tersebar secara merata ke seluruh kandang.
Sama halnya dengan suhu kandang, kelembaban kandang juga akan berpengaruh pada aktivitas ayam, bahkan dapat mempengaruhi kesehatan ayam. Kelembaban kandang yang tinggi dapat diartikan kandungan air dalam udara kandang tinggi, sehingga dapat memicu bakteri pengurai asam urat yang terdapat dalam feses menghasilkan gas amonia lebih banyak. Selain itu, kelembaban kandang yang tinggi juga akan memicu tumbuhnya jamur. Jamur yang tumbuh akan menghasilkan senyawa beracun yang sering disebut sebagai aflatoksin. Aflatoksin yang terkonsumsi oleh ayam dengan kadar > 20 ppb dapat menyebabkan keracunan pada ayam dan melemahkan sistem kekebalan tubuh ayam karena bersifat immunosupresif.


·       
  Kepadatan
Kepadatan kandang akan mempengaruhi aktivitas ayam. Selain itu, dapat meningkatkan persaingan antar ayam dalam mendapatkan oksigen.
Kepadatan kandang yang berlebih dapat menghambat pertumbuhan anak ayam. Mengapa? Kandang yang padat akan menurunkan ketersediaan oksigen. Selain itu, feses yang dihasilkan pun akan lebih banyak sehingga amonia pun meningkat. Oksigen yang berkurang dan amonia yang meningkat menjadi “boomerang” bagi kesehatan ayam. Keadaan ini akan menyebabkan metabolisme dalam tubuh terganggu dan akan memicu ayam terserang penyakit pernapasan. Kepadatan yang berlebih juga akan menstimulasi kanibalisme pada ayam.
Pengaturan kepadatan kandang brooder dilakukan dengan melebarkan chick guard. Pelebaran sebaiknya dilakukan seiring dengan pertambahan umur dan berat badan ayam. Pelebaran chick guard pada ayam broiler dilakukan pada umur 3-4 hari, selanjutnya setiap 3-4 hari sekali dan pada umur 14 hari ayam sudah menempati seluruh luasan kandang. Pada ayam layer pelebaran kandang brooder hampir sama dengan broiler. Perbedaannya pada ayam layer chick guard dibuka total pada umur 21-35 hari. Bersamaan dengan pelebaran kandang brooder, juga harus diikuti dengan pengaturan letak pemanas dan distribusi tempat ransum dan minum


.

 
Kepadatan kandang brooder berpengaruh terhadap aktivitas anak ayam

·         Sirkulasi udara 

Ventilasi menjadi sarana sirkulasi udara dalam kandang brooder. Aliran udara akan mengurangi bau amonia, debu dan asap dari brooder dan memasukkan udara bersih ke dalam kandang brooder. Hal ini menyebabkan kualitas udara tetap baik sehingga ayam dapat tumbuh dengan baik.
Sering kali ditemukan kandang brooder yang tidak mempunyai ventilasi, dengan tujuan agar panas dari brooder terfokus sehingga tidak banyak panas yang hilang. Di satu sisi hal ini bertujuan baik, akan tetapi cara yang dilakukan kurang tepat. Kandang brooder yang ditutup tanpa ada lubang ventilasi akan menyebabkan kandungan O2 berkurang sedangkan gas beracun, seperti amonia, CO2 akan meningkat. Hal ini dapat mengganggu sistem pernapasan ayam.
Pengaturan ventilasi kandang dapat dilakukan dengan pengaturan buka tutup tirai kandang. Selain itu, dapat disediakan celah ventilasi pada dinding kandang bagian atas dengan lebar 20-30 cm. Pembukaan tirai kandang sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama dari suhu dan kecepatan angin. 
 






  

Buka tutup tirai dilakukan dari bagian atas ke bawah

Manajemen pada masa brooding cenderung lebih rumit dan membutuhkan perhatian yang lebih intensif. Kesalahan atau kelalaian pada masa ini akan mempersulit pemeliharaan pada masa berikutnya dan kemungkinan besar akan mengalami banyak kendala. Permasalahan pada masa brooding yang sering muncul antara lain :

·         Suhu yang tidak stabil
Suhu kandang menjadi faktor utama dari kandang brooder. Suhu kandang yang tidak nyaman, baik terlalu panas atau dingin akan menyebabkan gangguan kesehatan dan pertumbuhan pada anak ayam.
Suhu yang dingin akan menyebabkan anak ayam bergerombol mendekati brooder dan malas beraktivitas, termasuk makan dan minum. Secara fisiologis, suhu yang dingin dapat menyebab penyempitan pembuluh darah paru-paru. Adanya penyempitan pembuluh darah tersebut menyebabkan kerja paru-paru terganggu. Hal in akan memicu hidrops ascites (perut kembung). Penyempitan pembuluh darah paru-paru juga dapat disebabkan oleh aliran angin yang kencang dan langsung mengenai tubuh ayam. 

Anak ayam yang mengalami hidrops ascites akibat suhu brooding yang dingin

Pencegahan kasus ini adalah melakukan kontrol suhu brooding secara teratur dan menghindari aliran udara langsung mengenai tubuh ayam, yaitu dengan cara membuat brooder guard dengan ketinggian 50-60 cm dan pengaturan tirai kandang.
Bukan hanya suhu dingin yang dapat menghambat pertumbuhan ayam, melainkan suhu yang terlalu panas juga menimbulkan efek yang sama. Pada suhu yang panas ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat yang lebih dingin dengan aliran udara yang lebih banyak. Ayam juga akan melakukan panting (terengah-engah), meningkatkan konsumsi minum dan mengurangi konsumsi ransum.
Penurunan konsumsi ransum akan menyebabkan asupan nutrisi dalam tubuh berkurang sehingga dapat menghambat pertumbuhannya. Konsumsi minum yang meningkat akan menyebabkan ayam mengeluarkan feses dengan konsistensi lebih encer. Feses yang encer dapat menyebabkan litter lebih cepat lembab. Keadaan litter yang basah dengan suhu lingkungan yang tinggi merupakan faktor utama yang memicu meningkatnya kadar amonia dalam kandang ayam karena aktivitas bakteri ureolitik meningkat. Pada suhu panas anak ayam akan lebih mudah mengalami dehidrasi yang ditandai dengan kaki dan kulit tubuh yang kering.
Menghilangkan faktor penyebab tingginya suhu brooding merupakan langkah pertama untuk mengatasi kasus tersebut. Selain itu, berikan Vita Stress untuk meminimalkan stres yang ditimbulkan.

·         Hipoksia

Hipoksia merupakan kasus kekurangan oksigen. Oksigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh ayam. Kekurangan oksigen akan menyebabkan gangguan pada proses metabolisme dalam tumbuh ayam, bahkan kematian. Kekurangan oksigen juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kasus hidrops ascites.
Hipoksia merupakan kasus yang sering terjadi pada peternakan yang berlokasi di daerah dataran tinggi dimana terjadi penurunan kadar oksigen dalam udara. Kandang brooder dengan ventilasi (sirkulasi udara) yang jelek dan menggunakan pemanas yang menghasilkan gas CO2 dalam jumlah banyak juga menjadi pemicu kasus hipoksia.
Langkah terbaik pencegahan hipoksia adalah mengatur sirkulasi udara dalam kandang brooder dengan membuat lubang ventilasi dan pengaturan buka tutup tirai. Selain itu, jangan terlambat melakukan pelebaran kandang dan pengaturan kepadatan ayam.
·       
  Keracunan
Brooder yang digunakan sebagai pemanas sering kali menghasilkan gas sisa pembakaran yang berupa gas karbondioksida (CO2) yang bersifat racun bagi ayam. Adanya gas tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Selain CO2, gas amonia juga menjadi ancaman bagi sistem pernapasan ayam.
Aflatoksin, senyawa racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus yang sering terdapat pada ransum dan litter yang lembab. Aflatoksin yang terkonsumsi akan menyebabkan efek immunosupresif. Keracunan aflatoksin tidak dapat diobati sehingga langkah pencegahan menjadi pilihan paling tepat.
Menjaga kelembaban litter dan pengaturan sirkulasi udara menjadi langkah pencegahan yang baik. Berikan ransum secara periodik, jangan dalam sekali waktu untuk meminimalkan adanya ransum sisa yang dapat menimbulkan jamur.
·       
  Infeksi penyakit

Anak ayam belum mempunyai sistem pertahanan yang kokoh dan kondisi tubuhnya cenderung lemah. Gangguan pada masa brooding, seperti suhu yang tidak stabil, kelembaban tinggi dapat menyebabkan penyerapan kuning telur menjadi terhambat. Kuning telur, selain berfungsi sebagai sumber nutrisi juga mengandung antibodi maternal. Gangguan penyerapan kuning telur dapat menyebabkan antibodi maternal tidak optimal sehingga akan mempermudah anak ayam terinfeksi mikroorganisme patogen.
Penyakit yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum, colibacillosis dan CRD. Pemberian Neo Meditril pada umur 1-3 hari berfungsi sebagai cleaning program untuk membasmi mikroorganisme penyakit yang telah menginfeksi ke dalam tubuh ayam. Selain itu, dapat juga diberikan Vita Chicks untuk meningkatkan kondisi tubuh ayam. Neo Meditril dan Vita Chicks boleh dicampur untuk diberikan bersama. Jangan memberikan Neo Meditril dan Vita Chicks secara berselang-seling, satu hari diberikan Neo Meditril dan hari berikutnya dengan Vita Chicks atau kebalikannya. Dan yang lebih penting adalah memperhatikan tata laksana brooding dengan baik, meliputi suhu, kelembaban, kepadatan kandang, kualitas dan kuantitas ransum serta frekuensi pemberiannya.

Masa brooding merupakan salah satu periode kehidupan ayam yang menjadi pondasi awal bagi kehidupan dan produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase ini akan memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase ini akan menyebabkan potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal.
Memperhatikan setiap faktor dari sistem brooding menjadi syarat mutlak keberhasilan di fase ini. Suhu, kelembaban dan kualitas udara harus diperhatikan untuk menghasilkan anak ayam yang berkualitas. Langkah awal di masa starter menjadi penentu keberhasilan pada fase berikutnya. Semoga.

Stres Tuntas, DOC Makin Berkualitas

DOC berkualitas adalah idaman setiap peternak karena DOC yang berkualitas baik tentu akan menghasilkan ayam dewasa yang berkualitas lebih baik juga. Oleh karena itu sebaiknya peternak tahu bagaimana cara mendapatkan DOC yang berkualitas.
Penanganan faktor yang menurunkan kualitas DOC adalah salah satu kuncinya. Salah satu faktor tersebut adalah stres. Faktor ini bisa timbul kapan saja pada saat ayam merasa tidak nyaman. Oleh karena itu peternak patut mengetahui apa saja yang menyebabkan stres pada DOC dan bagaimana penanganannya.


Contoh DOC yang sehat
Sumber: dokumen Medion
Stres
Stres diakibatkan oleh adanya gangguan baik dari luar maupun dari dalam tubuh ayam. Adanya stres menandakan ayam sedang beradaptasi terhadap gangguan tersebut. Oleh karena itu, semakin cepat adaptasi ayam semakin ringan stres yang dialami. Secara fisiologis, stres terjadi ketika hormon kortisol, yang dihasilkan pankreas, memobilisasi energi dari cadangan energi di dalam tubuh menuju organ target yang sedang membutuh-kan. Mobilisasi ini bisa disebabkan oleh adanya peradangan, peningkatan denyut jantung dan frekuensi napas. Kesemuanya itu merupakan bagian dari proses adaptasi yang terjadi pada DOC agar stres cepat terlewati.
Beberapa kegiatan saat ayam berumur satu hari rentan menyebabkan stres. Oleh karena itu, peternak selaku “orang tua asuh” dapat membantu menekan stres DOC dengan mem-berikan kenyamanan yang dibutuhkan sehingga mempercepat adaptasi DOC. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang membutuhkan adaptasi DOC dan solusinya:

1. Transportasi dari breeder ke peternak
Faktor utama penyebab stres dalam kegiatan ini adalah jauhnya perjalanan. Peternak dapat mensiasati dengan melakukan beberapa hal yaitu:
  • Lakukan perjalanan di sore hari sehingga DOC sampai di peternak saat malam. Suhu malam hari yang dingin akan mengurangi stres DOC.

  • Usahakan DOC tiba di kandang paling lambat 6-10 jam setelah menetas dan segera dilakukan pembongkaran. Peternak dapat meletakkan boks dalam keadaan tutup terbuka di sekitar broodingbrooding agar mempercepat adaptasi DOC terhadap lingkungan baru.

2. Chick-in
Stres dapat dipengaruhi oleh tersedia tidaknya 5 faktor penting yaitu kualitas udara, air, nutrisi, suhu, dan cahaya. Terpenuhinya kelima faktor di atas akan mengurangi stres.
  • Kualitas udara
Menggunakan pemanas yang tidak meninggalkan debu adalah tindakan menjaga kualitas udara yang bersih. Pemanas berbahan bakar gas seperti Indukan Gas Medion (IGM) dapat menjadi pilihan bagi peternak karena tidak meninggalkan abu dan asap sehingga dapat menjaga kualitas udara tetap bersih.
  • Air
Sediakan air minum ditambah gula (2-5%) saat chick in. Usahakan air minum dihangatkan terlebih dahulu hingga bersuhu 20-24oC agar DOC tidak trauma (cold shock) saat minum air. Jika terjadi maka DOC takut minum dan akhirnya mati kehausan. Jumlah air gula dalam Tempat Minum Ayam (TMA) disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Satu TMA 1 galon dapat menampung 80 - 120 ekor DOC. Penambahan Strong n Fit 1 ml ke 2 liter air minum akan melipatgandakan 6 kali lipat energi yang dihasilkan dibanding air gula saja dan mempercepat penyerapan kuning telur.
  • Nutrisi
Pemberian nutrisi saat DOC berperan besar bagi pertumbuhan berikutnya karena 48 jam setelah menetas, vili usus meningkat 200% sehingga meningkatkan kemampuan DOC menyerap nutrisi dari ransum dan air.
Ransum dapat diberikan setiap 3 jam sekali setelah diperkirakan semua DOC telah minum. Lalu lakukan pemeriksaan untuk menentukan DOC yang normal dengan ciri kaki tidak kering dan hangat serta tembolok harus penuh dan lunak. 


Perkembangan vili usus ayam yang diberikan ransum dan minum lebih cepat membesar dibandingkan yang tidak A (ransum+air), B (ransum tanpa air), C (air tanpa ransum), D (tanpa air tanpa ransum)
  • Suhu
Suhu dipengaruhi kecepatan angin dan kelembaban udara. Suhu ideal bagi DOC adalah 33-35oC. Hal ini dikarenakan DOC belum mampu mengatur suhu tubuhnya dan sangat tergantung dengan suhu lingkungan.
Kelembaban yang baik adalah 60-70% agar litter tidak cepat basah dan menekan terjadinya omphalitis. Buat ventilasi yang baik agar masih terjadi pertukaran udara, uap air dan ammonia.
  • Cahaya
Dua fungsi penting cahaya bagi DOC ialah merangsang makan dan minum serta menstimulasi dihasilkannya hormon pertumbuhan di tubuh ayam. DOC butuh pencahayaan 24 jam yaitu 12 jam cahaya matahari dan 12 jam cahaya lampu berkekuatan 15-20 lux. Tiap minggu, waktu pencahayaan dikurangi 2 jam.


3. Seleksi dan penghitungan DOC
DOC sangat rentan stres saat pemindahan dari boks ke brooding. Lakukan pemindahan sesegera mungkin sehingga dapat meminimal-kan timbulnya stres pada anak ayam. Perlakukan DOC dengan baik dan jangan melempar DOC agar tidak stres dan proses seleksi lebih teliti.
Vaksinasi ND dan IB sekaligus saat DOC dipindahkan sebaiknya juga perlu memperhatikan faktor stres yang dialami DOC saat chick in agar antibodi dapat terbentuk optimal. Seleksilah DOC yang berkualitas rendah seperti:
  • Tidak aktif dan lesu
Saat dipegang, DOC yang aktif akan memberikan perlawanan dan menciap-ciap. Ketika dilepaskan di brooding, DOC yang aktif akan langsung berlarian menuju tempat minum. DOC yang lesu disebabkan oleh penyakit dan kelaparan sehingga menjadi lesu dan merunduk.
  • Ada kelainan fisik
Contohnya adalah masih ditemukannya kantung kuning telur (yolk sac) di pusar DOC. Seharusnya pusar sudah menutup sempurna saat chick in. Pelihara DOC tersebut di kandang yang bersih dan kering serta terpisah dari DOC sehat agar tidak omphalitis dan sumber penularan penyakit untuk DOC yang lain.

Contoh pusar DOC yang sehat

  • Bulu kotor, basah, dan tidak segar khususnya di dubur
Normalnya, feses tidak akan mengotori bulu ayam. Jika kotor, curigai adanya diare. Juga, DOC dengan bulu kusam dan berdiri sebaiknya diisolasi dan diberi Vita Chicks setiap hari (5g tiap 7 liter air minum) serta Proxan-C 1 ml tiap 2 liter air minum atau 0,1 ml tiap kg berat badan selama 3-5 hari. Pengamatan gejala klinis penyakit tetap dilakukan. CRD, pullorum dan aspergillosis sering menyerang ayam berumur di bawah 7 minggu.
  • Berat badan tidak seragam dan tidak sesuai standar (37-42 gram)
Pisahkan DOC berbobot badan kecil dan besar agar memudahkan peternak dalam menentukan besar konsumsi pakan DOC dan memantau produktivitas ayam seperti FCR. Peternak sebaiknya memilih ayam yang telah dipotong paruh di breeder agar mengurangi resiko kanibalisme dan meningkatkan efisiensi ransum.
Khusus untuk peternak broiler, lebih baik menggunakan DOC yang telah di-sexing karena ayam jantan akan mengkonsumsi ransum lebih banyak daripada betina. Jika dibiarkan maka keseragaman akan rendah dan performa kandang menurun.
  • Mata keruh dan tidak dapat membuka sempurna.
Keduanya berpotensi menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan kebutaan dapat dilakukan dengan menganggu mata DOC atau dengan memperhatikan cara berjalan DOC saat dilepaskan. DOC yang buta akan berjalan sempoyongan.
Stres teratasi, DOC lebih berkualitas sehingga potensi ayam dewasa pun akan muncul maksimal. Coba dan lihatlah hasilnya. Salam.

Berhasil atau Tidakkah Pemeliharaan Broiler Anda

Disadari atau tidak, sebuah peternakan ayam juga merupakan sebuah perusahaan. Terlepas dari besar kecilnya populasi ayam yang dipelihara, peternakan pun harus memiliki manajemen yang baik layaknya perusahaan.
Kata manajemen sering didengar saat berbicara mengenai peternakan misalnya manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan dan juga manajemen pakan. Pemakaian kata tersebut dikarenakan manajemen merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan sistem pengelolaan peternakan. Dengan manajemen yang baik, peternakan juga akan berjalan dengan baik.



Lingkup kecil seperti kandang broiler di atas pun membutuhkan manajemen yang baik agar keuntungan maksimal
(Sumber : huha.alteredego.co.nz)

Optimal menjalankan fungsi-fungsi yang termasuk dalam manajemen adalah hal yang harus dilakukan. Salah satu fungsi dalam manajemen ialah fungsi evaluasi.
Evaluasi didefinisikan sebagai proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (id.wikipedia.org). Bagi peternak, evaluasi sangat membantu dalam menemukan masalah yang ada yang selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar peternakan bisa berjalan lebih optimal dibanding sebelumnya. 

Indeks Performan (IP) sebagai Parameter Utama

Info Medion kali ini akan mengangkat peternakan broiler sebagai fokus. Hal ini dikarenakan peternakan broiler memiliki waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang dan banyak dimiliki oleh peternak baik dengan sistem kemitraan maupun mandiri.
Evaluasi pada peternakan juga membutuhkan sejumlah perangkat pengukuran yang dinamakan parameter. Sebagai bahan perbandingan, parameter tersebut dibandingkan dengan standar dari breeder.
Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.

IP = (100 - D) x BB x 100
         FCR x (A/U)
Keterangan :
IP     : Indeks performan
D     : persentase deplesi (%)
BB   : bobot badan rata-rata saat panen (kg)
FCR : feed conversion ratio
A/U  : umur rata-rata panen (hari)

Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut. Menilik rumus IP di atas, untuk menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain yaitu:

1. Bobot badan (BB) rata-rata
Rumus ini digunakan untuk mengukur berat badan baik saat kontrol berat badan maupun saat panen. Berikut rumus tersebut :
BB = Bobot timbang (kg)
             Jumlah ayam (ekor)
Bandingkan hasil perhitungan di atas dengan data dari breeder. Idealnya, bobot badan rata-rata kandang lebih besar atau sama dengan standar. Jika bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan kepadatan kandang.
Penimbangan berat badan dapat dilakukan secara rutin tiap minggu dan saat panen. Penimbangan rutin tiap minggu dinamakan pula kontrol berat badan. Teknik kontrol badan tersebut ialah mengambil sampel 50–100 ekor tiap kandang secara merata di setiap bagian kandang. Kontrol berat badan merupakan metode penimbangan individu yang berarti seekor ayam ditimbang untuk berat badannya. Sebaiknya gunakan timbangan yang memiliki sensitivitas lebih tinggi agar berat badan ayam perindividu dapat lebih teliti diamati. Kegiatan ini dilakukan pada waktu yang sama tiap minggunya misalnya Senin pagi ketika kondisi tembolok kosong.
Penimbangan saat panen menggunakan metode penimbangan massal karena jumlah populasi yang harus ditimbang banyak. Faktor efisiensi waktu dan tingkat stres ayam menjadi hal yang penting. Secara teknis, penimbangan ayam bisa berbeda misalnya ayam ditimbang sekaligus keranjangnya atau ada juga yang mengikat ayamnya dahulu baru digantung. Ada dua model timbangan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan yaitu :

a) Timbangan gantung
Model timbangan ini paling sering digunakan untuk menimbang ayam karena memiliki beberapa kelebihan antara lain lebih praktis, ringan dan mudah dibawa. Lebih praktis karena bisa digunakan untuk menimbang berat badan ayam langsung maupun menggunakan keranjang. Hanya saja, saat menimbang ayam harus diikat kakinya terlebih dahulu agar memudahkan penggantungan ayam.



Contoh timbangan gantung
(Sumber : Dok. Medion)

b) Timbangan duduk
Timbangan duduk cocok untuk mengurangi kematian dan meminimalisir resiko afkir saat penimbangan akibat patah sayap atau kaki. Metodenya ialah timbang keranjang dahulu untuk menentukan berat keranjang, baru kemudian keranjang diisi dengan ayam.
Saat panen, keranjang ayam diisi maksimal 15 ekor (atau tergantung besar ayam dan kapasitas keranjang ayam). Tujuannya ialah menghindari kematian akibat ayam berdesakan dalam keranjang.

2. Rasio konsumsi pakan terhadap peningkatan berat badan atau Feed Conversion Ratio (FCR)
Rumus menghitung FCR ialah :
FCR = Jumlah pakan yang dikonsumsi (kg)
            Berat badan yang dihasilkan (kg)

Dengan kata lain, FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat menghasilkan berat badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1). Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada broiler biasanya target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat sesuai umur ayam.
Breeder biasanya sudah menyertakan standar FCR tiap minggu dalam buku panduannya agar peternak bisa terus memantau FCR ayamnya tiap minggu. Nilai FCR yang sama atau lebih kecil dibandingkan standar, menandakan terjadinya efisiensi pakan yang didukung dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Namun jika nilai FCR lebih besar dibandingkan standar maka mengindikasikan terjadi pemborosan pakan sebagai akibat tidak maksimalnya manfaat pakan terhadap pertambahan bobot badan ayam. Salah satu faktor yang berperan penting menyebabkan hal ini ialah stres. Stres direspon oleh tubuh dengan memobilisasi glukosa untuk diubah menjadi energi dan digunakan untuk menekan stres itu sendiri. Akibatnya, hanya sedikit energi yang diarahkan ke pertambahan bobot badan.

3. Rata-rata umur ayam saat panen (A/U)
Parameter ini menghitung rata-rata umur ayam yang dipanen. Pemanenan yang termasuk ke dalam parameter ini ialah pemanenan ayam sehat pada bobot badan tertentu. Jadi, ayam afkir tidak masuk ke dalam perhitungan ini. Misalnya ada permintaan 600 ekor ayam broiler berat 1 kg kepada peternak broiler yang memiliki populasi 3.000 ekor. Sehingga peternak memutuskan memanen 600 ekor ayam yang sudah mencapai berat 1 kg sedang yang lainnya (2400 ekor,red) tidak. Rumus menghitung A/U ialah :

          A/U =           ∑(U x P)           
                    total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen

4. Tingkat deplesi populasi
Deplesi populasi atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam (culling ayam). Rumus menghitung tingkat deplesi (D) ialah sebagai berikut :

D = Jumlah ayam mati + afkir x 100%
                        Populasi awal
atau bisa juga,
D = Populasi awal - jumlah ayam panen x 100%
                               Populasi awal

Kematian ayam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari baik karena sakit atau faktor-faktor lain. Biasanya peternakan menetapkan batas maksimal kematian yang dapat ditoleransi yaitu +5% semakin banyak ayam yang mati maka semakin besar kerugian peternak.
Keputusan pengafkiran ayam broiler biasanya karena sakit dan cacat yang ditinjau berdasarkan pertimbangan resiko dan ekonomis di bawah ini.
a) Pertimbangan resiko
Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan resiko ialah potensi kesembuhan ayam, seberapa parah penyakit ayam, seberapa besar resiko yang dihadapi (kematian dan hambatan pertumbuhan,red) bila ayam lain tertular penyakit tersebut dan resiko kematian.
Ayam yang masih mau makan dan minum serta mau bergerak tentu kemungkinan sembuhnya lebih besar dibandingkan yang sudah tidak mau makan dan minum. Hal serupa juga terjadi jika ayam terkena penyakit yang sulit disembuhkan seperti ND terutama tipe saraf dan AI. Meskipun sembuh, ayam yang sudah terinfeksi penyakit tersebut sulit kembali mencapai produktivitas optimal. Belum lagi, resiko penularan penyakit dan kematian ayam tersebut jika tidak segera diafkir. 

b) Pertimbangan ekonomis
Pendeknya umur pemeliharaan broiler adalah alasan utama mengapa pertimbangan ekonomis sangat penting. Salah satu konsekuensi hal tersebut ialah kecenderungan keputusan afkir untuk ayam yang sakit saat mendekati panen dibandingkan melakukan pengobatan. Pertimbangan ekonomis utama ialah terkait dengan berkurangnya keuntungan akibat pengeluaran biaya pengobatan dan pakan selama ayam sakit. Contoh kasus ialah ayam broiler sakit colibacillosis umur 33 hari (panen +35 hari). Dianjurkan ayam tersebut dipanen daripada diobati. Alasannya ialah berat badan ayam sudah hampir mencapai berat penjualan. Dengan penambahan waktu pemeliharaan untuk pengobatan, terjadi penambahan biaya untuk pengobatan dan pakan. Hal di atas belum termasuk resiko penurunan berat badan dan juga kematian ayam.




Pengafkiran ayam perlu juga memperhatikan kondisi ayam yaitu apakah bisa menggapai tempat pakan atau tidak
(Sumber : huha.alteredego.co.nz)

Contoh Perhitungan

Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal       : 5.000 ekor
Populasi akhir       : 4.850 ekor
Umur panen          : 28 hari
Berat panen total   : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC            : 40 g/ ekor
Ayam mati            : 65 ekor
Ayam afkir            : 85 ekor
Waktu panen
21 hari --> 520 ekor    = 0,82 kg
28 hari --> 3.850 ekor = 1,4 kg
35 hari --> 480 ekor    = 2 kg
maka perhitungannya ialah,
D = (65 + 85) ekor x 100%
          5000 ekor
D = 3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)

Rata-rata BB ayam saat panen
= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
                    3.850 + 480 + 520 ekor
= 960 + 426,4 + 5.390 kg
            4.850 ekor
= 6.776,4 kg
   4.850 ekor
= 1,4 kg/ ekor ayam

FCR =                9.400 kg               
           6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
       = 1,43

A/U = (21x520)+(28x3850)+(35x480)
                     (4850) ekor
      = 27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)

IP = (100% - 3%) x 1,4 kg x 100
                1,43 x 27,94 hari
    = 339,89 (standar IP: ≥ 300)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa peternakan tersebut telah berjalan dengan optimal. Kesimpulan tersebut diangkat berdasarkan beberapa hal di bawah ini:
1.      Persen deplesi ayam di peternakan (3%) lebih rendah dibanding target maksimal deplesi yaitu +5%. Hal ini disebabkan baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan, vaksinasi dan juga pakan yang berujung pada rendahnya persentase deplesi.
2.      Nilai A/U (27,94 hari) yang berselisih 0,06 hari dengan umur panen ter-banyak di umur 28 hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB berdasarkan permintaan pasar yaitu pada BB 0,82 kg (520 ekor), 1,4 kg (3.850 ekor) dan 2 kg (480 ekor). Peternak memutuskan untuk menyisakan sebagian ayam untuk dipanen dengan BB 2 kg. Seperti diketahui, masing-masing BB ayam memiliki pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9 kg disukai rumah makan dan pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai industri mie instan dan kaldu ayam (www.ppti.usm.my).
3.      Rata-rata BB ayam saat tiga kali panen ialah 1,4 kg. BB panen umur 21 hari (0,82 kg), 28 hari (1,4 kg) dan 35 hari (2 kg) sedangkan standar BB breeder untuk 21 hari ialah 0,801–0,885 kg, 28 hari (1,316–1,478 kg) dan 35 hari (1,879–2,155 kg). Menilik perbandingan di atas, ayam sudah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari. Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memang patut diusahakan bahkan sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin agar ayam yang BB tidak sesuai standar dapat segera dipisahkan dan diberi perlakuan khusus yaitu penambahan jumlah pakan 10% (maksimal +15 g) dan vitamin. Anda bisa mengkombinasikan pemberian vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya Vita Chicks dan Strong n Fit untuk umur 0-1 minggu, Broiler Vita untuk umur 1-3 minggu serta Neobro untuk di atas 3 minggu hingga panen.
4.      Pencapaian IP peternakan tersebut (339,89) sudah sangat baik karena melebihi standar yaitu ≥300. Tingginya IP tersebut menandakan suatu peternakan telah menerapkan sistem manajemen yang cukup efisien dan efektif.

Perhitungan Break Even Point (BEP)

Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.

BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
                            BB
Keterangan :
BB    : berat badan rata-rata ayam
P      : harga pakan per kg
DOC : harga DOC
BOP : biaya operasional
BV   : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)

Berikut contoh perhitungan BEP yang mengambil data dari soal sebelumnya untuk 3850 ekor ayam yang dipanen pada umur 28 hari dengan tambahan data berikut:

Jumlah ayam*                            : 4.000 ekor
Total konsumsi pakan*               : 7.399,46 kg
Harga DOC                               : Rp. 3.000,-/ ekor
Harga pakan                             : Rp. 5.350,-/ kg
Biaya operasional pemeliharaan : Rp. 1.600/ ekor
Biaya pengobatan                     : Rp. 300/ ekor
Ket. * termasuk ayam mati dan afkir tapi tanpa ayam yang dipanen tidak pada umur 28 hari

FCR =           7330,4 kg               
           5390 kg – (0,04 kg x 4000)
       = 1,41
(standar FCR umur 28 hari = 1,417 – 1,475)

BEP = ( 1,4 x 1,4 x 5350) + 3000 + 1600 + 300
                                 1,4
       = Rp. 11.043,5/ ekor

Seusai harga jual ayam di peternak per 11 Januari 2010 untuk wilayah Bandung (+ Rp. 10.400,-/kg untuk ayam ukuran <1,5 kg) maka :

HP = HK x BB
     = Rp. 10.400 x 1,4 kg
     = Rp. 14.560,- / ekor
Keterangan
HP : harga jual ayam di peternak per ekor
HK : harga jual ayam di peternak per kg
BB : berat badan rata-rata ayam

Jika nilai BEP lebih rendah dari harga jual ayam, maka peternak untung. Namun jika sebaliknya, peternak rugi. Jadi laba atau rugi dihitung berdasarkan selisih harga penjualan ayam dikurangi BEP.

Laba = HP – BEP
        = 14.560 – 11.043,5
        = Rp. 3.516,5/ ekor ayam

Berdasarkan perhitungan di atas, untuk setiap ekor ayam yang dipanen peternak mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3.516,5.

Sistem Pencatatan

Sistem pencatatan yang baik akan memberikan gambaran kondisi peternakan yang riil. Sebaiknya sistem tersebut melibatkan peran seluruh pegawai dalam peternakan tersebut.
Komponen utama sistem pencatatan ialah tabel pencatatan (recording) yang berisi kesemua parameter di atas. Secara teknis, membuat suatu tabel pencatatan tidaklah sulit. Pertama-tama buat format tabel recording data harian kandang broiler untuk masing-masing kandang, seperti yang terlihat pada gambar contoh recording data harian kandang di bawah ini. Lalu komunikasikan dengan segenap karyawan di kandang Anda agar selalu mengisi data tersebut.


Contoh recording data harian kandang untuk broiler
(Sumber : Dok. Medion)

Pengisian data tersebut bisa dilakukan saat pegawai kandang memberi makan ayam di pagi atau sore hari. Selanjutnya data harian kandang tersebut dicatat ulang oleh manajer kandang dalam buku catatan harian kandang.
Tahap selanjutnya ialah mengolah data kandang tersebut menjadi diagram garis atau batang. Hal ini akan memudahkan penerjemahan data tersebut. Akan lebih baik jika hasil rekapitulasi data tersebut dibandingkan dengan data standar dari breeder.
Sesuai fungsi evaluasi dalam manajemen, parameter-parameter di atas pun ditujukan untuk mengawasi dan mengendalikan untuk memastikan jalannya peternakan telah berjalan sesuai perencanaan awal. Semoga Anda bisa mengoptimalkannya untuk keberhasilan peternakan broiler Anda. Semoga berhasil.


Contoh alur sistem pencatatan di suatu peternakan broiler